Senin, April 30, 2012
Warga Pagaralam Sumsel Kembali Temukan Arca Purbakala
Palembang Warga Dusun Cawang Lama, Kecamatan Dempo Utara, Pagaralam, Sumatera Selatan, kembali menemukan situs megalit berupa arca di tengah perkebunan kopi. Sayang arca itu tidak lagi memiliki kepala.
Selain tanpa kepala, permukaan arca itu diselimuti lumut, sehingga bentuknya nyaris tak dikenali. Hanya seperti onggokan batu besar. Tetapi, setelah dibersihkan oleh si pemilik kebun, terlihat guratan atau ukiran pada arca tersebut.
"Terlihat gambar menyerupai tangan," kata Temi, warga Pagaralam, Minggu (04/03/2012).
Penemuan itu sendiri sudah dilaporkan ke petugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Pagaralam, yang tak lama kemudian melakukan pengecekan di lapangan bersama sejumlah wartawan.
Sementara Kepala Balai Arkeologi Palembang Nurhadi Rangkuti mengatakan sangat senang dengan adanya penemuan tersebut. "Tapi saya belum dapat memberikan komentar, sebab belum melihatnya secara langsung maupun dari fotonya. Yang jelas penemuan tersebut harus dilanjutkan dengan penelitian," ujarnya kepada detikcom, Minggu (04/03/2012).
Sebelumnya, Selasa (24/1/2012) lalu, warga setempat menemukan miniatur bangunan vihara berukuran 15 cm dan panjang 30 cm. Benda yang terbuat dari batu mirip marmer dan dipenuhi dengan lapisan tembaga, pirit, dan kuningan seperti emas itu diperkirakan peninggalan China. Dari miniatur terlihat bangunan utama menyerupai vihara, dikelilingi pagar berukiran China, dan di pintu gerbang terdapat dua arca mirip singa.
Jauh sebelumnya, di tempat tersebut juga ditemukan patung prajurit, batu gong, rumah batu, patung gajah, dan lain-lain.
Sebagai informasi, Pagaralam merupakan wilayah yang paling banyak ditemukan arca peninggalan era megalitik Bukitbarisan Pasemah. Tradisi ini berkembang sekitar 2.000 tahun Sebelum Masehi. Meski belum belum ada benang merahnya, sejumlah sejarawan di Palembang menyakini masyarakat yang mengembangkan tradisi tersebut juga menjadi kekuatan yang mendirikan Kerajaan Sriwijaya.
Sumber: http://news.detik.com/read/2012/03/04/132602/1857412/10/warga-pagaralam-sumsel-kembali-temukan-arca-purbakala
Sultan HB X Peduli Temuan Kerajaan Sriwijaya
PAGARALAM, SUMSEL, SELASA-- Sultan Hamengkubuwono (HB) X dalam kunjungan ke Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), menyempatkan ke Kota Pagaralam--5-6 jam dari Kota Palembang--untuk menemui 35 tokoh spiritual Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu.
Pertemuan di kota perkebunan yang memiliki gunung berapi (Gunung Dempo), Minggu (1/3), sekaligus menunjukkan kepedulian Sultan HB X atas peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya yang hingga sekarang masih diperdebatkan lokasi pusat kerajaan besar Nusantara itu.
Kehadiran Sultan HB X di Sumsel, sejak Minggu hingga awal pekan ini, antara lain untuk menghadiri Silaturahmi dengan urusan Merah Putih (Merti) Nusantara se-Sumatera di Palembang dan bertemu dengan sejumlah tokoh di Sumsel, serta beberapa agenda penting lainnya.
Pertemuan Sultan dengan para tokoh di Kota Pagaralam itu, berlangsung sekitar 30 menit di kediaman resmi Walikota Pagaralam Djazuli Kuris.
Sebelumnya, 35 tokoh spiritual dan juru kunci kompleks peninggalan kerajaan Sriwijaya di sana, diundang khusus untuk menghadiri seminar nasional dan pertemuan ilmiah bertema Peradaban Besemah sebagai Pendahulu Kerajaan Sriwijaya yang diselenggarakan Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Depdagri dan Pemkota Pagaralam.
Pertemuan itu diharapkan menjadi awal pengkajian lokasi pusat Kerajaan Sriwijaya, dengan menghadirkan sejumlah pemerhati sejarah, pakar budaya dari Universitas Indonesia Prof Dr Nurhadi Magetsari dan pakar megalitik dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Prof Dr Haris Sukendar.
Pertemuan khusus Sultan HB X yang datang khusus ke Pagaralam, selain menemui tokoh spiritual juga bersilaturahmi dengan Walikota Djazuli Kuris, Kepala Polres Pagaralam AKBP Abdul Soleh, dan Ketua DPRD Piterman Maulana.
Menurut Sultan HB-X, setelah seminar tersebut akan dilanjutkan dengan pertemuan sejumlah tokoh spiritual yang direncanakan di Kota Bintuhan, Kabupaten Kabupaten Kaur (Bengkulu Selatan).
Pusat Kerajaan Sriwijaya
"Besemah (Pagaralam, Red) memang menjadi bagian wilayah Kerajaan Sriwijaya. Namun demikian, tentang persoalan ini masih memerlukan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan bukti-bukti ilmiah untuk menentukan pusat kerajaan itu," kata Sultan pula.
Sultan juga berpendapat, Kerajaan Sriwijaya memiliki hubungan erat dengan sejumlah kerajaan yang ada di Pulau Jawa.
"Saya yakin di daerah Besemah merupakan salah satu kawasan yang terdapat peninggalan purbakala. Belum saatnya apabila saya mengungkapkan dimana pusatnya (Kerajaan Sriwijaya, Red) saat ini," kata Sultan lagi.
Kenyataan itu terungkap pula sesuai pendapat pakar budaya dan arkeologi dalam pertemuan ilmiah sehari sebelumnya, Sabtu (28/2), di Pagaralam.
Menurut Sultan, harus ada penelitian ilmiah lebih lanjut, dan melibatkan sejumlah tokoh spiritual yang diyakini mengetahui seluk-beluk Kerajaan Sriwijaya itu.
"Namun demikian, pertemuan ini dilakukan karena saya juga memiliki ikatan keluarga dengan orang Besemah. Asal usul orangtua saya berasal dari daerah Besemah," kata Sultan lagi.
Walikota Pagaralam, Drs H Djazuli Kuris MM, didampingi Ketua DPRD Pagaralam, H Piterman Maulana SE mengatakan, kedatangan Sultan HB X yang juga Gubernur Yogyakarta selain ingin menemui tokoh spiritual, juga merupakan silaturahmi dengan masyarakat Besemah.
Dalam pertemuan dengan sejumlah juru kunci Kerajaan Sriwijaya dan juru kunci Bukit Barisan sebagai tindak lanjut dari pelaksaan semina, Sultan berjanji akan melakukan pertemuan lagi di Bintuhan Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, ujar Djazuli.
Menurut Djazuli, melalui pembahasan termasuk pertemuan para Raja Nusantara dan pertemuan Sultan dengan juru kunci ini, diharapkan dapat mengungkap posisi pusat Kerajaan Sriwijaya.
Meskipun sudah banyak dilakukan penelitian, namun masih terjadi simpangsiur tentang keberadaan pusat Kerajaan Sriwijaya tersebut.
"Tentunya di wilayah Besemah cukup banyak bukti dan dari sejumlah hasil penelitin pakar sejarah juga mengungkapkan jika di tanah Besemah ini kaya akan peninggalan megalitik atau benda bersejarah, yang juga menjadi bukti kejayaan masa lalu. Apalagi sebelumnya sudah ada penelitian jika peradaban megalitik tersebut baru berkembang di wilayah Sumatera termasuk Pulau Jawa yang berasal dari Bumi Besemah," ujar Djazuli lagi.
Sumber :http://oase.kompas.com/read/xml/2009/03/03/00423011/sultan.hb.x.peduli.temuan.kerajaan.sriwijaya
Sumber :http://oase.kompas.com/read/xml/2009/03/03/00423011/sultan.hb.x.peduli.temuan.kerajaan.sriwijaya
Langganan:
Postingan (Atom)